Kamis, 24 April 2014

Askep Tiroidektomi



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Tiroidektomi merupakan sebuah operasi yang melibatkan operasi pemindahan semua atau sebagian dari kelenjar tiroid (Wikipedia). Dilakukan telaah retrospektif terhadap semua operasi tiroid yang dilakukan oleh residen bedah RSUD. Dr. Soetomo Surabaya selama 5 tahun (Januari 2000 s/d Desember 2005). Dalam periode tersebut didapatkan 762 penderita (106 pendrita laki-laki dan 656 penderita perempuan) berusia antara 5-85 tahun.

Selasa, 22 April 2014

Askep Dermatitis



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan organ dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Organ-organ adneksa kulit seperti kuku dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai kosmetik.

Askep Stenosis Aorta



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab terbanyak dari kematian penduduk dunia, salah satunya disebabkan oleh kelainan katup jantung. Penyakit katup jantung antara lain adalah  stenosis (membuka tidak sempurna) dan insufisiensi (menutup tidak sempurna), ini dapat terjadi baik pada katup arteroventrikular maupun katup semilunar. Stenosis Katup Aorta (Aortic Stenosis) adalah penyempitan pada lubang katup aorta, yang menyebabkan meningkatnya tahanan terhadap aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta. ( Nuzulul, 2011 )

Askep Asma



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Asma  merupakan  masalah  kesehatan  di    seluruh  dunia,  baik  di Negara maju maupun di negara-negara sedang berkembang. Asma  adalah  penyakit  inflamasi  kronik  saluran  napas  yang  melibatkan berbagai sel imun terutama sel mast, eosinofil, limposit T, makrofag, neutrofil  dan  sel epitel, serta meningkatnya    respon  saluran  napas  (hipereaktivitas bronkus) terhadap berbagai stimulant. Inflamasi kronik ini akan menyebabkan penyempitan   (obstruksi)  saluran  napas  yang  reversible,  membaik    secara spontan  dengan   atau tanpa  pengobatan.  Gejala  yang  timbul  dapat  berupa batuk, sesak nafas dan mengi. (Barbara C. Long, 1996).

Askep Rhinitis Alergi



BAB I
PENDAHULUAN


1.1        Latar Belakang
Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional dibagi atas mukosa pernapasan (mukosa respiratori) dan mukosa hidung (mukosa olfaktori). Mukosa pernapasan terdapat pada sebagian besar pada rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu (pseudo stratified columnar ephitelium) yang mempunyai silia dan diantaranya terdapat sel-sel goblet.
Alergi hidung adalah keadaan atopi yang aling sering dijumpai, menyerang 20% dari populasi anak-anak dan dewasa muda di Amerika Utara dan Eropa Barat. Di tempat lain, alergi hidung dan penyakit atopi lainnya kelihatannya lebih rendah, terutama pada negara-negara yang kurang berkembang. Penderita Rhinitis alergika akan mengalami hidung tersumbat berat, sekresi hidung yang berlebihan atau rhinore, dan bersin yang terjadi berulang cepat.
Dalam makalah ini penulis membahas konsep teori anemia defisiensi besi serta asuhan keperawatannya.

Prosedur ROM ( Range Of Motion )



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Range of motion ( ROM ) adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008).   Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
ROM biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total.