Selasa, 22 April 2014

Prosedur ROM ( Range Of Motion )



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Range of motion ( ROM ) adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008).   Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
ROM biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total.

Selain berfungsi sebagai pertahanan atau dapat  memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal, lengkap, dan untuk meningkatkan massa otot serta tonus otot, ROM juga memiliki klasifikasi ROM, jenis ROM, indikasi serta kontraindikasi dilaksanakan ROM dan juga prinsip dasar dilakukan ROM. Untuk dapat mengetahui hal tersebut lebih lanjut maka dapat meninjau pembahasan pada makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari ROM ( Range of Motion ) ?
1.2.2 Apa manfaat dari ROM ( Range of Motion ) ?
1.2.4        Apa saja jenis – jenis dari ROM ( Range of Motion ) ?
1.2.4 Bagaimana Prosedur khusus dari latihan gerak ( Range of Motion ) ?
1.2.5 Apa saja hal – hal yang harus diperhatikan ?

1.3Tujuan
1.3.1  Untuk mengetahui tentang pengertian dari ROM ( Range of Motion ).
1.3.2 Untuk mengetahui manfaat dari ROM ( Range of Motion ).
1.3.3 Untuk mengetahui jenis – jenis dari ROM ( Range of Motion ).
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana Prosedur khusus dari latihan gerak ( Range of Motion )
1.3.5 Untuk mengetahui hal – hal yang harus diperhatikan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ROM (Range of Motion)
      a. Menurut Arif M, 2008
ROM ( Range of Motion ) adalah istilah baku untuk menyatakan batas atau batasan gerakan sendi yang normal dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal
      b. Menurut Potter and Perry, 2006
ROM ( Range of Motion ) Adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif.
2.2 Manfaat ROM (Range of Motion)
            ROM sangat penting walaupun kita sedang sakit, cedera atau harus istirahat di tempat tidur atau di kursi roda (Kozier,2008). Manfaat dari ROM adalah :
1.      Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan.
2.      Mengkaji tulang otot dan sendi.
3.      Mencegah terjadinya kekakuan sendi.
4.      Memperlancar sirkulasi darah.
Namun jika menurut Potter and Perry, 2006 tujuan dari ROM adalah :
1.      Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot.
2.      Mempertahankan fungsi jantung dan pernafasan.
3.      Mencegah kontraktur dan kekauan pada sendi.


2.3 Jenis ROM ( Range of Motion )
            Ada dua jenis ROM, yaitu ROM aktif dan ROM pasif.
2.3.1 Aktif ROM ( Range of Motion )
a. Pengertian
      Merupakan pergerakan yang dilakukan oleh orang itu sendiri secara mandiri (Kozier, 2008).
b. Tujuan
1. Meminimalisasi efek immobilisasi.
2. Meningkatkan sirkulasi darah dan cairan synovial.
3. Memberikan kekuatan yang cukup pada otot.
4. Memberikan pengaruh kinesthesia.
c. Indikasi            
Kontraksi aktif dari otot menurun. Kekuatan otot 75 %
d. Kontra Indikasi
1. Nyeri berat.
2. Sendi kaku atau tidak dapat bergerak.
3. Stroke.
e. Prosedur Pelaksanaan
      Perawat memberikan bimbingan dan intruksi atau motivasi kepada klien untuk menggerakkan persendian-persendian tubuh sesuai dengan rentang geraknya masing-masing.

2.3.2 Pasif ROM ( Range of Motion )
a. Pengertian
            Merupakan pergerakan yang dilakukan oleh seseorang yang dibantu orang lain. Hal ini dilakukan dikarenakan seseorang tidak punya kemampuan unutk melakukan pergerakan secara mandiri (Kozier, 2008).
b. Tujuan
1.Mempertahankan fungsi sendi dan otot sebaik mungkin.
2.Mempertahankan area sendi tetap fleksibel.
3.Mempertahankan aliran darah.
c. Indikasi
1. Orang yang keterbatasan fisik
2. Pasien yang terimobilisasi di tempat tidur maupun di kursi roda.
3. Kondisi yang tidak memungkinkan melakukan ROM secara mandiri.
d. Kontra Indikasi
1. Emboli dan keradangan pada pembuluh darah.
2. Kelainan sendi.
3. Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung).
e. Prosedur Pelaksanaan
            Prosedur umum
1.   Cuci tangan untuk mencegah transfer organisme.
2.   Jaga privasi klien dengan menutup pintu atau memasang sketsel.
3.   Beri penjelasan kepada klien mengenai apa yang akan anda kerjakan dan minta klien untuk dapat bekerja sama.
4.   Atur ketinggian tempat tidur klien yang sesuai agar memudahkan perawat dalam bekerja, terhindar dari masalah pada penjajaran tubuh dan pergunakan selalu prinsip-prinsip mekanik tubuh.
5.   Posisikan klien dengan posisi supinasi dekat dengan perawat dan buka bagian tubuh yang akan digerakkan.
6.   Letakkan kedua kaki dan letakkan kedua lengan pada masing-masing sisi tubuh.
7.   Kembalikan pada posisi awal setelah masing-masing gerakan. Latihan gerakan dapat di ulang hingga 3 kali, hingga klien merasakan lebih membaik.
8.   Selama latihan pergerakan, kaji :
·      Kemampuan untuk menoleransi gerakan,
·      Rentang gerak (ROM) dari masing-masing persendian yang bersangkutan.
9.   Setelah latihan pergerakan, kaji denyut nadi dan ketahanan tubuh terhadap latihan.
10.  Catat dan laporkan setiap masalah yang tidak diharapkan atau perubahan pada pergerakan klien, misalnya ada kekakuan dan kontraktur.

2.4 Prosedur Khusus
            Latihan gerakan ROM ( Range of Motion ) dilakukan di daerah sendi : leher, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
2.4.1 Gerakan Leher
Ambil bantal di bawah kepala klien.
1. Fleksi dan ekstensi leher.
               Letakkan satu tangan di bawah kepala klien, dan tangan yang lainnya di atas dagu klien.
Fleksi      : Gerakkan kepala ke depan sampai menyentuh dada (45º).
Ekstensi  : kembalikan ke posisi semula tanpa disangga oleh bantal (45º).

2.   Fleksi lateral leher.
·  Letakkan kedua tangan pada pipi klien.
·  Gerakkan kepala klien ke arah kanan dan kiri (40-45º).
2.4.2 Gerakan Bahu
1.   Mulai masing-masing gerakan dari lengan klien.
            Pegang lengan di bawah siku dengan tangan kiri perawat dan pegang pergelangan tangan klien dengan tangan kanan perawat.

2.   Fleksi dan ekstensikan bahu.
Fleksi      : Menaikkan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke atas (180°). Ekstensi : Mengembalikan lengan klien ke posisi di samping tubuh (180°).
3. Abduksikan bahu dan adduksikan bahu.
Abduksi    : Gerakkan lengan menjauhi tubuh dan menuju kepala klien sampai tangan di atas kepala (180°).
Adduksi    : Menurunkan lengan klien ke samping tubuhnya sampai tangan yang bersangkutan menyentuh tangan pada sisi sebelahnya (320°).
4. Rotasikan bahu internal dan eksternal.
Rotasi internal       : Letakkan lengan di samping tubuh klien sejajar denga bahu, siku membentuk sudut 90º dengan kasur. Gerakkan lengan ke bawah hingga telapak tangan menyentuh kasur
Rotasi eksternal     : Kemudian gerakkan lengan ke atas hingga punggung tangan menyentuh tempat tidur (90 º).


2.4.3 Gerakan Siku
1. Fleksi dan ekstensikan siku
Fleksi      : Bengkokkan siku hingga jari-jari tangan menyentuh dagu (150 º).
Ekstensi  : Luruskan kembali ke tempat semula (150 º).









2.   Pronasi dan supinasikan siku.
Genggam tangan klien seperti orang yang sedang berjabat tangan.
Supinasi     : Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas (70-90º).
Pronasi      : Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke bawah (70-90 º).

2.4.4 Gerakan Pergelangan Tangan
1.   Fleksi pergelangan tangan .
·  Genggam telapak dengan satu tangan, tangan lainnya menyangga lengan bawah.
·  Bengkokkkan pergelangan tangan ke depan (80-90 º).
2.   Ekstensi pergelangan tangan.
·  Dari posisi fleksi, tegakkan kembali pergelangan tangan keposisi semula ( 80-90º ).
3.   Fleksi radial/radial deviation (abduksi).
Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral menuju ibu jari (30º).
4. Fleksi ulnar/ulnar deviation (adduksi).
Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral ke arah jari kelima (30-50 º).
2.4.5 Gerakan Jari – Jari Tangan
1. Fleksi.
Bengkokkan jari-jari tangan dan ibu jari ke arah telapak tangan (tangan menggenggam).
2.   Ekstensi.
Dari posisi fleksi, kembalikan ke posisi semula (buka genggaman tangan).
3. Hiperektensi.
Bengkokkan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin (30-60º).
4.   Abduksi.
Buka dan pisahkan jari-jari tangan (30º).
5.   Adduksi.
Dari posisi abduksi, kembalikan ke posisi semula (30º).
6.   Oposisi.
Sentuhkan masing-masing jari tangan ke ibu jari.


2.4.6 Gerakan Pinggul dan Lutut
            Untuk melakukan gerakan ini, letakkan satu tangan di bawah lutut klien dan tangan yang lainnya di bawah mata kaki klien.
1. Fleksi dan ekstensi lutut dan pinggul.
Fleksi   : Angkat kaki dan bengkokkan lutut. Gerakkan lutut ke atas menuju dada sejauh mungkin (90-120º).
Ekstensi  : Kembalikan lutut ke bawah, tegakkan lutut, rendahkan kaki, rendahkan kaki sampai pada kasur (90-120º).

2.   Abduksi dan adduksi kaki.
Abduksi             : Gerakkan kaki ke samping menjauhi tubuh klien (30-50º).
Adduksi             : Mengeerakkan kaki kembali ke posisi medial dan melebihi jika mungkin (30-50º).
3.   Rotasikan pinggul internal dan eksternal.
Rotasi internal    : Putar kaki dan tungkai ke arah dalam (90º).
Rotasi eksternal  : Putar kaki dan tungkai ke arah luar (90º).
.
2.4.7 Gerakan Kaki dan Pergelangan Kaki
1. Dorsofleksi telapak kaki.
·  Letakkan satu tangan di bawah tumit.
·  Tekan kaki klien dengan lengan anda untuk menggerakkannya ke arah kaki (120-130º).
2. Fleksi plantar telapak kaki
·  Letakkan satu tangan pada punggung telapak kaki dan tangan lainnya berada pada tumit.
·  Dorong telapak kaki menjauh dari kaki (120-130º).


3.   Fleksi dan ekstensi jari-jari kaki.
·  Letakkan satu tangan pada punggung kaki klien, letakkan tangan lainnya pada pergelngan kaki.
Fleksi      : Bengkokkan jari-jari kaki ke bawah (30-60º).
Ekstensi  : Kembalikan lagi pada posisi semula (30-60º).
4. Inversi dan eversi tlapak kaki.
·  Letakkan satu tangan di bawah tumit, dan tangan yang lainnya di atas punggung kaki.
Inversi    : Putar telapak kaki ke samping dalam (medial).
Eversi     : Putar telapak kaki ke samping luar (lateral).

2.4.8 Gerakan Hiperektensi
   Bantu klien untuk berubah pada posisi pronasi di sisi tempat tidur dekat dengan perawat.
1. Hiperektensi leher.
·  Letakkan satu tangan di atas dahi, tangan yang lainnya pada kepala bagian belakang.
·  Gerakkan kepala ke belakang (10º).
2. Hiperekstensi bahu.
·  Letakkan satu tangan di atas bahu klien dan tangan yang lainnya di bawah siku klien.
·  Tarik lengan ke atas dan ke belakang.
3. Hiperekstensi pinggul.
·  Letakkan satu tangan di atas pinggul. Tangan yang lainnya menyangga kaki bagian bawah.
·  Gerakkan kaki ke belakang dari persendian pinggul (30-50º).


2.5 Hal – Hal yang Harus Diperhatikan
a.    ROM harus dikerjakan minimal 2 kali sehari.
b.    ROM di lakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.
c.    Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
d.   Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
e.    ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang di curigai mengalami proses penyakit.
f.     Melakukan ROM harus sesuai waktunya, misalnya setelah mandi atau setelah perawatan rutin telah di lakukan.         












BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan
ROM harus dilaksanakan secara berulang, perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang di curigai mengalami proses penyakit serta harus sesuai waktunya.
Selain daripada yang telah disebutkan diatas, ROM dilakukan juga harus memperhatikan tujuan, manfaat, indikasi, serta kontraindikasinya agar tidak terjadi suatu hal yang tidak diinginkan pada pasien lebih lanjut.

3.2  Saran
Mahasiswa harus dapat mengetahui, memahami, dan menjelaskan tentang ROM  beserta semua prinsip, indikasi dan kontraindikasinya agar dapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan.



DAFTAR PUSTAKA


Kusyati, Eni. 2004. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. Jakarta: EGC.
http://akatsuki-ners.blogspot.com/2011/02/prosedur-rom-range-of-motion.html
 










 



3 komentar:

  1. Terimakasih,,, jawaban anda sangat membantu.

    BalasHapus
  2. Vegas Sands Casino - Slots & Games | Santa Fe City
    Vegas Sands Casino has been 인카지노 operating since 1998 and is owned by a company that is now in operation septcasino in worrione Santa Fe City, New Mexico. It is one of

    BalasHapus